Sejak kelahiran anak kami yang kedua, kami ingin sekali menambah kamar. Karena dengan kamar yang ada sekarang menjadi tidak cukup, maklum rumah kami tipe 36 dengan dua kamar.
Kami mencoba untuk berhitung. Dengan luas tanah 72 m2, rasanya tidak cukup menambah kamar dilantai dasar. Satu-satunya jalan adalah dengan membuat lantai atas, dengan konsekuensi biaya mahal, rumah menjadi berantakan karena harus membuat dudukan untuk beton, dapur juga harus dibongkar, barang-barang harus dipindahkan dan sebagainya. Minimal kita harus mengontrak rumah dulu pada saat renovasi dan membutuhkan biaya yang cukup besar.
Namun yang menjadi faktor utama adalah biaya. Darimana biaya sebanyak itu? Sementara keperluan sehari-hari saja masih belum cukup. Sedih rasanya menceritakan ini kepada isteri.
”Saat ini, kita belum bisa buat kamar diatas, biayanya ternyata mahal, sementara biaya untuk keperluan sehari-hari masih banyak. Maafkan ayah ya...” ucapku pada isteriku. ”Biarlah ayah tidur diruang tv, mama sama dede dan si teteh tidur sendiri”, lanjutku sambil berusaha menahan rasa sedih. Isteriku menjawab: ”nggak apa-apa, kan bisa lain waktu dan mudah-mudahan ada rezekinya” sambil mengusap tanganku. Sebuah jawaban yang melegakan. Senang rasanya memiliki isteri yang pengertian.
Namun, dibalik itu sebenarnya aku mempunyai rencana. Selepas lunas cicilan rumah, lantai atas harus segera dibangun. Namun waktunya masih 5 tahun lagi. Kubicarakan dengan isteri dan dia setuju. Aku mulai mendesain rumah dengan segala kemampuanku. Tiba-tiba aku menjadi arsitek dan isteriku menjadi konsultannya. Kubuat gambar 3 Dimensinya. Sebuah rumah yang sempurna. Isteriku tersenyum bangga. ”Sabar ya ma, 5 tahun lagi..”
Aku sedikit memiliki keahlian gambar 3Dimensi. Beberapa tetanggaku sudah aku buatkan design rumahnya, gratis. Dengan tetangga kan harus saling bantu. Kadang aku tersenyum sendiri, aku buat design untuk mereka dan mereka bangun sampai jadi sesuai dengan design, sementara rumahku belum sempat direnovasi. Tetanggaku sempat bercanda, ”rumahnya dijadikan cagar budaya saja”, karena memang belum diapa-apakan sejak dihuni. Aku hanya tersenyum kecut.
Dari obrolan dengan tetangga, aku mendapat informasi. Sekarang, kalau ingin membuat lantai atas, tidak perlu lagi menggunakan beton dengan segala kerepotannya, seperti membuat dudukan beton, mengecor, menunggu sampai kering, dsb. Saat ini sudah ada produk yang bisa membuat lantai atas dengan instant yaitu menggunakan produk HEBEL dan semen instant PRIME MORTAR. Setelah mendapat informasi tersebut, langsung aku googling di internet. Dan ternyata benar, dengan menggunakan HEBEL, pekerjaan menjadi mudah, tidak perlu menggunakan dudukan untuk mengecor dan tidak perlu menunggu 2 minggu untuk kering. Lebih mudah dan hemat. Selain itu keunggulan HEBEL lainnya adalah kuat, ringan, ekonomis, ukuran akurat, kedap suara, tahan lama, tahan panas dan api dan ramah lingkungan. Sedangkan untuk semen instant PRIME MORTAR memiliki keunggulan daya rekat tinggi, tahan lama, praktis dan kualitas yang sudah tidak diragukan lagi karena sudah memiliki standart internasional.
Dan akhirnya, aku membaca ada lomba kompetisi blog berhadiah satu lantai dari HEBEL dan PRIME MORTAR, inilah kesempatan emas yang tidak boleh dilewatkan. Mudah-mudahan bisa menjadi pemenang utama, terbayang betapa bahagianya melihat wajah isteri dan anak-anakku bila impian ini segera terwujud.
Tidak perlu menunggu 5 tahun lagi.
Semoga.
Design rumah asal