December 08, 2014

130 Tunanetra Mengajak 400 Non-tunanetra Beraktivitas Tanpa Melihat Peringati Hari Disabilitas Nasional

Apa jadinya jika seseorang yang biasa melihat tiba-tiba harus beraktifitas tanpa penglihatan?

Fellowship of Netra Community atau FENCY komunitas yang berfokus pada kegiatan sosial untuk penyandang tunanetra, hari ini, Minggu, 7 Desember 2014 bersama dengan 130 orang relawan tunanetra dan 400 orang relawan non-tunanetra bergabung bersama untuk sebuah acara yang bertajuk Sunday Morning Gathering (SMG). SMG kali ini digelar dengan tema “Walk for Hope”, dan diadakan dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Nasional yang jatuh setiap 3 Desember serta Hari Relawan Internasional pada 5 Desember.



Sunday Morning Gathering adalah kegiatan jalan sehat bersama komunitas tunanetra dan non-tunanetra sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan perhatian kepada teman-teman tunanetra. “Umumnya, saat teman-teman tunanetra ingin menggunakan fasilitas publik, menyeberang jalan misalnya, mereka yang harus terlebih dahulu memanggil atau meminta pertolongan orang-orang di sekitarnya. Nah, tujuan kami adalah agar masyarakat lebih tanggap dengan sekelilingnya, apabila ada tunanetra yang perlu dibantu dapat langsung bereaksi,” jelas Tarini, Ketua Pelaksana SMG.Dengan tujuan tersebut, maka SMG kali ini menyajikan konsep reverse experience, di mana relawan tunanetra akan menuntun relawan non-tunanetra yang matanya ditutup untuk berjalan sepanjang jalur Car Free Day agar dapat merasakan secara langsung apa yang selama ini dialami oleh teman-teman tunanetra. “Ada 130 relawan tunanetra yang bergabung pada acara hari ini, bersama 400 relawan non-tunanetra lainnya, mereka akan menyusuri jalur CFD dengan garis start di depan Hotel Grand Hyatt dan finish di Gerbang Barat Daya Monas,” jelas Tarini.



Selain acara utama tersebut, beberapa tunanetra yang menjalankan wirausaha juga berpartisipasi dengan menggelar produk dari usahanya masing-masing, seperti bir pletok, es krim yogurt dan susu kacang kedelai. Ada juga teman-teman tunanetra yang memiliki keahlian pijat refleksi turut meramaikan kegiatanpagi hari ini.

Pada kegiatan ini, FENCY juga menggandeng keterlibatan beberapa pihak, seperti Unilever Indonesia, Buavita, Sariwangi, Teds, Viro, Kompas, Zis Indossat, Majlis Taklim Telkomsel, Bpzis Mandiri, dan Think.Web. “Kami berupaya untuk melibatkan lebih banyak pihak pada setiap kegiatan kami, termasuk tokoh masyarakat serta jajaran pemerintah di DKI Jakarta agar dampak yang dihasilkan juga dapat lebih luas lagi,” tutup Tarini.


Tentang FENCY:

FENCY (Fellowship of Netra Community) adalah sebuah komunitas sosial yang fokus pada penyandang tunanetra. Saat ini FENCY juga menjadi partner kerja yayasan Mitra Netra untuk membantu menyediaan buku-buku braille dan sebagai jembatan teman-teman tunanetra untuk melakukan kegiatan perjalanan (trip), seperti penaklukan puncak Gunung Papandayan, arung jeram, dan aktivitas nonton bersama.