Hari ini rencananya akan menjelajahi Pulau
Peucang. Jam 7 pagi kita semua sudah siap di dermaga Beach Club. Pak
Cecep yang menjadi tour guide mengatakan cuaca agak kurang bagus. Ombak diperkirakan mencapai 1,5-2 meter. Dengan demikian perjalanan akan terhambat menjadi sekitar 3 jam.
Tepat jam 07:30 perjalanan dimulai, 30 menit pertama ombak masih
bersahabat, namun menit berikutnya apa yang ucapkan oleh Pak Cecep
terbukti. Cuaca kurang bagus adalah bahasa lembut dari kata cuaca
buruk. Speedboat yang menggunakan mesin 2 x 60PK terombang-ambing
dihempas ombak, angin dari arah selatan (Pulau Jawa) membuat speedboat
menjadi semacam memutar ke luar pulau, bahkan saking kencangnya, bendera
yang berkibar diatas speedboat pun arahnya bukan ke belakang kapal
seperti biasanya, tetapi ke arah kanan, saking kuatnya angin tersebut.
Pak Cecep mengatakan bahwa cuaca terbaik adalah bulan maret sampai
juni. Saat itu ombak tenang dan cuaca bagus. Sementara waktu yang kurang
baik adalah bulan september hingga februari. Diluar bulan itu, seperti
agustus ini peluangnya 50:50
Suasana di dalam speedboat saat laut masih tenang
Selama 2 jam keadaan tersebut membuat kami semua basah kuyup nggak
karuan, tapi kami semua enjoy aja menikmati fenomena alam tersebut.
Bahkan diantara hingar bingar tersebut ada yang malah asyik tidur dengan
lelapnya (lirik mbak Trinity :D).
Saat akan memasuki tujuan, ombak mulai bersahabat. Laut kembali
tenang. Dan akhirnya tepat setelah mengarungi laut selama 3 jam akhirnya
tiba di Pulau Peucang. Dan saat mulai mendekati pulau, semua yang baru pertama kali
mengunjungi pulau ini antusias sekali mengamati setiap detail. Nampak
pulau kecil yang berada di tengah-tengah laut. Dikelilingi laut jernih
yang berwarna kehijauan. Ketika kapal memasuki dermaga kami sudah tidak
sabar untuk menjejakkan kaki di pasirnya yang putih dan lembut. Rasa
lelah sepanjang perjalanan karena didera ombak, hilang seketika.
Tiba di Dermaga Pulau Peucang
Dermaga Pulau Peucang
Air laut yang jernih dan pasir yang putih
Bawaannya pengen nyeburrr...
Selamat datang di Pulau Peucang
Pulau Peucang adalah bagian dari Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK)
yang dilindungi keberadaannya. Pulau yang luasnya tidak lebih dari 450
hektar itu menjadi tempat yang nyaman untuk berbagai macam satwa liar
seperti rusa, babi hutan, burung merak, kera, dll.
Cukup banyak aktifitas yang bisa dilakukan di pulau ini, antara lain
trekking ke Kacang Copong sejauh 3 km, wildlife viewing, swimming,
snorkeling dan diving. Aktifitas pertama kami adalah melakukan trekking
ke Karang Copong. Kegiatan ini adalah melakukan trekking memasuki pulau
yang penuh dengan hutan tropis berusia puluhan bahkan ratusan tahun.
Dan ketika kami mulai melakukan trekking, ditengah perjalanan kami
bertemu dengan seekor rusa betina. Dari bahasa tubuhnya sepertinya sudah
terbiasa bertemu dengan manusia dan berkata "selamat datang di pulau kami". Ya, Peucang dalam bahasa sunda berarti Rusa, tidak berlebihan jika mereka menyebut bahwa pulau ini adalah milik mereka.
Rusa yang kami temui di Pulau Peucang
Ditengah perjalanan kami banyak menemukan vegetasi-vegetasi yang
berusia puluhan tahun, bahkan ada satu pohon akar yang sudah berusia
ratusan tahun yang tidak kami temukan ditempat lain. itulah mengapa saya
menyebutnya sebagai "Surga Kecil". Setelah melakukan perjalanan selama 1
jam akhirnya kami tiba di bukit yang pemandangannya langsung ke lautan
lepas. Salah satunya ada sebuah karang besar yang ditengahnya ada
lubangnya, itulah mengapa disebut Karang Copong.
Tiba di bukit dekat Karang Copong
Karang Copong
View laut Jawa
Satu jam kami habiskan ditempat yang nyaman ini, setelah itu kembali
ke dermaga. Dalam perjalanan kami sempat bertemu dengan rusa jantan dan
babi hutan. Setelah satu jam berjalan santai kami tiba di dermaga. Di
kawasan dermaga terdapat beberapa bangunan yang memberikan informasi
seputar objek wisata di pulau ini, ada juga penginapan bagi pengunjung
yang akan bermalam dan menikmati suasana pulau dimalam hari.
Setelah puas mengeksporasi Pulau Peucang, perjalanan kami lanjutkan
ke Pantai Cimayang untuk melakukan snorkeling di tengah laut. Perlu 15
menit menggunakan speedboat untuk mencapai lokasi tersebut. Setelah tiba
kami semua langsung nyebur ke dalam laut, melihat pemandangan laut yang
masih terlihat indah. Menyapa terumbu karang dan ikan-ikan yang
berlari-lari disela-sela karang. Tidak lupa mengabadikannya dengan
melakukan foto di bawah laut.
Terumbu Karang di Cimayang (foto : @munindohoy)
Finding Nemo di Cimayang (foto: @munindohoy)
Snorkeling di Cimayang (foto : @TrinityTraveler)
Tanpa terasa 2 jam sudah berlalu, saatnya kembali ke Tanjung Lesung,
jika terlambat akan tiba saat gelap dan ombak akan semakin menggila. Dan
dengan berat hati harus segera meninggalkan tempat yang indah ini.
Dan kejadian saat pergi terulang kembali. Ombak dan angin
berlomba-lomba seakan ingin menyapa. Tapi kami semua sudah terlalu lelah
untuk menanggapi. Kami semua terlelap dalam mimpinya masing-masing.
Mimpi tentang salah satu mahakarya Indonesia di Ujung Barat Pulau Jawa.