Judul di atas bukan bualan pernyataan cinta kepada kekasih, tapi kami tim Sumatera1 bersama Bram Aditya dan Dian Ekawati berhasil membuktikannya. Dengan semangat
Aku Cinta Indonesia berbagai rintangan berhasil kami lewati.
Tujuan pertama kami adalah mendaki Kerinci. Gunung dengan ketinggian 3.805 meter dpl itu merupakan gunung api aktif tertinggi di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Awalnya aku ragu apakah bisa mendaki gunung setinggi itu? karena jujur baru kali ini aku mendaki gunung. Namun dengan tekad kuat dan semangat yang tinggi akhirnya kami berhasil mencapai puncak dalam waktu 3 hari 2 malam. Entah kekuatan apa yang merasukiku hingga mampu mencapai puncak. Mungkin jika menyitir syair lagu Padi "
.. dan ternyata cinta, yang menguatkan aku.." Ya, cinta. Cintalah menguatkan kami. Cinta Tanah Air! Dan akhirnya kami dapat mengibarkan bendera Aku Cinta Indonesia (ACI) dengan momen yang mengharukan.
Di Puncak Kerinci 3.805 meter dpl
Berikutnya kami mencoba berselancar di Pantai Legundri Sorake Nias. Kami semua belajar
surfing. Beberapa kali dihempaskan gelombang, digulung ombak, sampai minum air laut beberapa kali tidak menyurutkan semangat kami untuk mencoba. Pengorbanan kami tidak sia-sia, akhirnya kami berhasil menari-nari diatas papan
surfing mengikuti alur ombak yang dikenal sebagai tempat terbaik berselancar di Indonesia.
Surfing di Pantai Legundri Sorake Nias
Selanjutnya kami mengarungi jeram-jeram di Sungai Alas, Kutacane (Aceh). Kami mencoba
"bersahabat" dengan jeram yang terdiri dari
grade 1 sampai
grade 4. Menggunakan istilah
"bersahabat" karena menurut Abdul Halim
guide kami, sungai atau alam tidak boleh ditaklukkan, kita harus bersahabat dengan alam. Dan alam pun pasti menolong kita. Setelah mengarungi sungai selama 6 jam dan menempuh jarak 35 km akhirnya selesai dengan selamat.
Rafting di Sungai Alas
Terakhir kami menyelam di perairan kawasan Iboih, Sabang tepatnya di antara Pulau Weh dan Pulau Rubiah. Airnya jernih dan bersih. 3 jam kami menikmati keindahan bawah laut. Menikmati keindahan terumbu karang dan berenang bersama ikan-ikan beraneka jenis rupa dan warna. Indah sekali. Tidak lupa kami mengibarkan bendera ACI di dasar laut paling barat Indonesia.
Diving di Iboih Sabang
Sungguh, petualangan 19 hari ini tidak akan pernah kami lupakan seumur hidup. Mendaki. Berselancar. Berarung Jeram. Menyelam. Menikmati keindahan alam negeri ini. Mengenali keanekaragaman seni dan budaya. Mendalami peninggalan-peninggalan sejarah. Mencicipi aneka kuliner khas daerah. Sampai menginjakkan kami di Tugu Kilometer Nol Indonesia di Sabang Pulau Weh, tempat paling barat di Indonesia!
Kami yakin para Petualang ACI lainnya yang menjelajahi Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, NTB, NTT, Maluku dan Papua merasakan hal yang sama.
Begitu banyak dan beragam keindahan alam yang ada di Indonesia seakan tidak ada habisnya. Adalah tugas bagi kita sebagai anak negeri untuk mengabarkan dan menyebarkan semua ini kepada semua anak negeri di penjuru tanah air agar mereka tahu indahnya negeri ini dan dengan bangga mengucapkan : Aku Cinta Indonesia!
Tugu Kilometer Nol Indonesia di Sabang
Cerita selengkapnya bisa di baca di
sini