Printer merupakan salah satu peralatan yang vital di kantorku. Tanpanya laporan-laporan yang harus segera dikirim ke klien tentu akan terhambat. Untuk menghemat kami menggunakan printer yang dimodifikasi dengan infus secara manual. Awalnya memang hemat, namun lama kelamaan printer sering ngadat, tinta macet, malah harus ganti catridge karena menggunakan tinta yang tidak original. Bukannya menghemat malah jadi over budget. Ditambah printer yang terlihat acak-acakan dengan kabel dimana-mana dan tinta printer yang berceceran. Ternyata menggunakan printer modifikasi memang cukup. Cukup merepotkan!
Printer modifikasi dengan segala kerepotannya
Beberapa waktu kemudian saya mendengar ada printer yang sudah menggunakan sistem tangki (Ink Tank System) dari pabriknya langsung. Lalu saya googling dan menemukan Epson L100. Segera saja saya sampaikan kepada atasan di kantor. Saya beritahu segala kelebihannya seperti seorang sales perusahaan tersebut. Dan akhirnya usulan saya disetujui. Besoknya bagian purchasing langsung membeli Epson L100.
Kini Epson L100 sudah terpasang dengan rapi di ruang
Electronic Data Processing (EDP). Tidak ada tinta yang berceceran. Tidak ada kabel yang berantakan. Semuanya rapi. Banyak sekali kelebihan tipe ini. Dalam 1 botol tinta hitam bisa print sebanyak 8 Rim atau 4.000 lembar dan 3 botol warnanya bisa mencetak sampai 6.500 lembar. Bahkan printer ini mencatatkan rekor
MURI (Musium Rekor Indonesia) untuk "
Tinta Printer Orisinil yang Menghasilkan Cetakan Terbanyak" yang mampu mencetak 22.022 halaman. Beritanya bisa dilihat
disini. Dan jika dihitung biaya print per lembar hanya Rp 15,- jauh lebih murah dari fotocopy yang sudah mencapai Rp 150,- Dengan harga Rp 1.300.000.- printer ini
Value for Money banget.
Printer L100 ini memang hemat dan sangat mengerti akan kebutuhan printer di Indonesia. Para periset di Epson mungkin melihat fenomena orang Indonesia yang 'kreatif' dalam berbagai hal termasuk membuat tabung infus tambahan yang dapat menghemat tinta original dan mengatasi mahalnya catridge. Namun ada beberapa kelemahan dengan sistem infus tambahan ini. Pertama tentu saja illegal karena menggunakan tinta bukan original, kedua printer menjadi tidak original lagi karena beberapa bagian ada yang dimodifikasi dan yang ketiga printer menjadi berantakan karena banyaknya kabel yang berseliweran dimana-mana. Belum lagi jarum suntik berserakan jika tintanya sudah habis. Dengan hadirnya Epson L100 ini rasanya semua persoalan sudah terjawab. Rasanya era printer infus modifikasi akan segera berakhir.
EPSON L100, dengan Ink System dari pabrik terlihat lebih rapih
Epson L100 benar-benar hemat dan menjadi dambaan pengguna printer di Indonesia. Kita bisa membuktikan jika kita menulis di www.Google.com dengan kata kunci
"printer hemat di Indonesia" maka yang muncul paling atas adalah
[klik disini]
Terima kasih EPSON untuk L100-nya, printer ini bener-bener Indonesia banget!