Sebuah kisah yang ditulis oleh Ani Bertha
tentang Lelaki dan Bunga Tanjung, yang merupakan permainan
rantai cerita seri #3penguasa. Di grup ini, aku harus melanjutkan kisah
yang dibangun @aniringo dan @mataharitimoer. dan inilah akhir ceritanya.
Hampir setiap hari wanita itu selalu setia berada di tempat
yang sama, diujung jembatan gantung. Setiap hari selama 7 tahun tidak ada yang
dilakukannya selain berdiri ditempat itu setelah adzan maghrib. Disini ia
melepas rindu kepada lelaki yang pernah singgah dihatinya. Disini ia bisa
merasakan bau harum bunga tanjung kesukaannya. Setelah puas menikmati aroma
bunga tersebut, Sekar kembali pulang ke tempat asalnya tidak jauh dari tempat
itu.
Hingga suatu pada suatu hari ia memberanikan diri mendekati
lelaki itu saat berada di tengah jembatan. Aku
mencintaimu seperti puisi mencintai sepi, takkan berhenti meski telah tertikam
berkali-kali.Ia merayapi setiap langkah jembatan itu tanpa suara, karena
tertelan oleh suara gemuruh sungai dibawahnya. Semakin lama aroma tubuh lelaki
itu semakin dikenalnya. Sekar bertekat memaafkan lelaki yang pernah
menyakitinya. Rindunya mengalahkan asa.
Sebelum Sekar menghampirinya, lelaki itu tiba-tiba berbisik.
Sekar,
Akulah lelaki durjana,
Pantas kau jauhi,
Pantas kau kutuk...
Asaku hilang ditelan
masa,
Tak ada lagi jiwa,
Hidupku hampa...
Mencium aroma tubuh lelaki itu Sekar semakin yakin bahwa lelaki itu adalah pujaannya 7
tahun lalu. Hingga ia berani berkata, “Mas
Wanto...ini aku mas...Sekar...Sekarmu...” ujarnya sambil terisak. Tapi
Wanto tidak bergeming. Tatapannya kosong seperti kebingungan. Sekar hanya bisa
menangis. Lalu ditariknya lengan Wanto menuju ujung jembatan dimana tadi ia
berdiri. “Ayo mas kita pulang.” Ujar Sekar
yang kini kembali bersemangat. Wanto hanya mengikutinya dari belakang. Wanto
dibawanya ke sebuah jalan setapak yang berliku. Kadang kaki Wanto terantuk batu
yang terhalang oleh rerumputan. Hingga akhirnya mereka tiba disuatu tempat yang
dipenuhi oleh pohon kamboja. “Ini...ini
rumahku Mas!” Sekar menunjuk sebuah batu nisan. Seketika Wanto ambruk dan
berdiri dengan kedua lututnya. Matanya mulai berkaca-kaca. Dibersihkannya batu
nisan yang sudah kusam itu dan tertulis “SEKAR AYU NINGRUM”.
6 comments:
Ow ternyata istri si lelaki berkaos oblong putih itu telah pergi meninggalkan dunia, duh kasian sekali lelaki durjana itu hehehe....
Hiks.
oh
.akhirNy meNyedihkaN :-(
.akhirNy meNyedihkaN :-(
Post a Comment