2009 Tahun ke-5 menghadirkan musisi yang sedang top-topnya, siapa lagi kalau bukan Jason Mraz. Ada juga penampilan dari Brian McKnight, Peabo Bryson, dan musisi dari mancanegara. |
February 28, 2011
Java Jazz Festival dari Masa Ke Masa
5 Tempat Unik dan Menarik di Jakarta
Banyak tempat yang menarik di Jakarta, namun ada beberapa tempat yang unik dan menarik yang wajib dikunjungi . Mulai dari tempat yang canggih sampai tempat yang sederhana. Tempat ini memiliki ciri khas masing-masing yang tidak dapat dijumpai di tempat lain.
1. Jakarta City Planning Gallery
Tempat ini terletak di Kantor Dinas Tata Kota Gedung Teknik DKI Jakarta lantai 3, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat. Disini kita bisa melihat kondisi Jakarta tempo doeloe dan rencana ke hingga 30 tahun ke depan yang disajikan lewat sebuah maket berukuran raksasa seluas 6 X 10 meter. Fasilitas ini juga dilengkapi dengan multimedia yang canggih serta perpustakaan yang lengkap. Pembangunan gallery ini tidak terlepas dari pemerintah DKI Jakarta yang ingin lebih mensosialisasikan rencana ibukota Jakarta tahun 2030. Gallery ini terbuka untuk umum dan gratis. Dan bagi yang ingin memberi masukan untuk rencana kota ke depan, tidak perlu demo, silahkan datang ke tempat ini.
2. @america, Pacific Place - Jakarta
Tempat ini cukup unik dan menarik. Sebuah pusat kebudayaan Amerika yang tempatnya berada di sebuah mall! Tempat ini merupakan pusat kebudayaan Amerika yang diprakasai oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat, sarat dengan peralatan berteknologi tinggi, dengan menyajikan teknologi canggih berupa layar sentuh, layar raksasa dan perpustakaan digital. Tempat ini merupakan yang pertama didirikan di dunia, sebuah kehormatan bagi Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari hubungan emosional yang cukup tinggi dengan Barack Obama, Presiden Amerika saat ini yang pernah tinggal dan belajar di Indonesia. Setiap hari dibuka untuk umum dan gratis.
3. Setu Babakan
Setu Babakan adalah sebuah perkampungan yang berada di Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Apa keunikan dari kampung ini? Setu Babakan merupakan perkampungan dengan ciri khas Betawi, penduduk asli Jakarta. Disini dapat dijumpai mulai dari arsitektur bangunan yang memiliki ciri khas Betawi sampai makanan seperti kerak telor, soto mie, roti buaya dan makanan khas lainnya.
Selain itu, disinipun disediakan panggung sebagai tempat atraksi kebudayaan betawi seperti qasidahan, marawis, gambang kromong, lenong , gambus, tari topeng dan ciri khas betawi yang sudah sangat terkenal yaitu Ondel-ondel. Biasanya atraksi dilaksanakan setiap hari sabtu dan minggu.
Pemerintah DKI Jakarta pun sudah menetapkan kampung ini sebagai tempat pelestarian dan budaya budaya betawi. Jika Anda ingin melihat betawi tempoe doeloe dengan segala budayanya, silahkan mengunjungi tempat ini, Anda akan menemukan sebuah kebudayaan betawi yang berbeda dengan yang kita temukan selama ini.
4. Pasar Kue Subuh
Pasar kue subuh terletak di bilangan Senen dan Blok M. Dan sesuai namanya pasar ini hanya buka saat subuh, bahkan sebelum adzan subuh berkumandang. Disini aneka ragam kue tersedia, mulai dari kue pasar seharga 500-an sampai kue tart-pun ada. Kita tinggal memilih kue apa yang kita inginkan. Kita juga boleh mencoba dahulu sebelum membeli untuk merasakan rasa kue tersebut. Biasanya orang yang membeli adalah orang yang akan mengadakan hajatan dan membeli dalam jumlah banyak. Sekali-kali cobalah Anda bangun lebih pagi dan berangkat kesana, Anda akan menemukan aneka ragam kue murah meriah dan keramaian disaat orang lain masih terlelap.
5. Pasar Prumpung
Terletak di pertigaan Jalan Basuki Rahmat dan Ahmad Yani, Jakarta Timur. Dinamakan pasar tapi tempat ini bukan pasar, melainkan berupa toko sederhana yang menjual aneka mainan anak-anak dengan harga yang super murah. Mainan apa saja ada, namun jangan sekali-kali membawa anak atau keponakan ke tempat ini, karena pasti minta dibelikan semuanya. Ya tempat ini memang surga mainan untuk anak-anak. Biasanya pembeli berasal dari luar kota, mereka membeli cukup banyak dan dijual kembali didaerahnya. Namun untuk pembeli eceran pun masih dilayani.
November 13, 2010
Peran XL Untuk Negeri Dalam Memajukan Pendidikan & Perekonomian
Sesuai dengan Undang-Undang sistem kependidikan nasional bahwa tugas untuk menyukseskan program pencerdasan kehidupan bangsa melalui Kementrian Pendidikan bukanlah hanya tugas pemerintah semata, tetapi tugas itu adalah tugas bersama antara pemerintah, swasta dan masyarakat guna menjadikan anak bangsa menjadi insan-insan yang cerdas dan memiliki wawasan yang luas akan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Peran swasta dalam hal ini operator komunikasi dapat berkontribusi dengan membangun jaringan dan infrastruktur di daerah pinggiran kota dan pedalaman. Besarnya biaya infrastuktur bisa ditekan dengan membangun tower bersama dengan operator lainnya. Dengan demikian biaya operasional dapat ditekan dan tidak dibebankan kepada konsumen.
Kita tentu akan senang jika anak bangsa yang berada di daerah pinggiran kota dan pedalaman dapat menikmati jaringan komunikasi baik telepon seluler maupun internet seperti saudara-saudaranya yang berada di kota. Dengan demikian mereka tidak akan tertinggal dalam hal informasi dan komunikasi.
Seperti yang dilakukan oleh XL yang sudah 14 tahun membangun negeri berkomitmen untuk selalu mendukung penuh pembangunan daerah melalui sektor telekomunikasi. XL telah melayani kebutuhan telekomunikasi dari Sabang sampai Meurake dengan menggunakan jaringan handal yang didukung oleh kabel serat optis. Memanjang dari Sumatera, Jawa, Bali , Lombok, Sulawesi dan Kalimantan. Melalui satelit juga menjangkau Kepulauan Maluku, Nusa Tenggara Timur dan Papua.
Selain itu XL juga mengadakan program-program CSR (Corporate Social Responsiblity - Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) yang komprehensif dengan pemanfaatan teknologi untuk mendukung pendidikan anak bangsa di seluruh pelosok negeri seperti komputer untuk sekolah, donasi taman bacaan, perpustakaan keliling dan program internet sehat untuk pelajar.
Inilah persembahan XL Untuk Negeri, yang selalu berkomitmen untuk ikut berperan dalam memajukan anak bangsa di seluruh Nusantara.
November 07, 2010
Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesia
Kijang Buaya (1977)
Kijang Doyok (1981)
Mobil dengan kode rangka KF20 ini akrab sebagai Doyok, sebutan bagi sebuah serial kartun bertokoh Doyok pada harian ibukota dan dikenal sebagai Kijang Doyok.
Kijang Super (1986)
Pada generasi ini, konsep kijang sebagai kendaraan niaga mulai bergeser menjadi kendaraan keluarga. Kijang generasi sebelumnya juga dimodifikasi sebagai kendaraan keluarga. Pada masa ini, bisa dikatakan sebagai generasi kejayaan Kijang sebagai mobil keluarga, terutama sebelum banyak mobil penumpang impor meramaikan pasar kendaraan di Indonesia. Saat itu juga merupakan puncak dominasi Toyota Kijang atas model-model kendaraan lain yang tidak mempunyai hidung dimana Kijang menjadi pilihan kuat konsumen saat itu. Toyota mengeluarkan dua tipe Kijang pada generasi ini yakni tipe Kijang Super (1986-1992) dan Kijang Grand (1992-1996) .
.
Kijang Kapsul (1997)
Kijang, memang tiada duanya dan tidak diragukan lagi menjadi Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesia.
November 06, 2010
Menjadi Saksi Soempah Pemoeda 2.0 di Kongres Digital
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan salah satu peristiwa penting dan bersejarah dalam tonggak perjalanan bangsa ini. Kini di era teknologi dan informasi dengan kemunculan berbagai media digital dan situs jejaring sosial, PT XL Axiata Tbk (XL) melalui ”Soempah Pemoeda 2.0” mengajak seluruh blogger dan insan digital Indonesia mengadopsi nilai-nilai kebangsaan dan prestasi serta memotivasi bangsa untuk membuahkan prestasi menuju Indonesia yang lebih baik.
| Tempat deklarasi Soempah Pemoeda 1928 - klik disini |
Talkshow membahas makna dan relevansi semangat sumpah pemuda sejalan dengan semakin meluasnya perkembangan teknologi digital, menghadirkan Dr. Anhar Gonggong (sejarawan), Dr. Imam Prasodjo (Sosiolog), Adrie Subono (wirausahawan), Sudiyanto ( Peraih Indonesia Berprestasi Award 2008), Iman Brotoseno (praktisi dan penggiat social media) serta moderator Jaya Suprana.
.
| Suasana Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928 - klik disini |
Imam Prasodjo menambahkan, Jaman dibagi menjadi 3 (tiga) fase: Agrikultur, Industi, Informasi. Di abad informasi banyak perubahan, birokrasi, teamwork. Penghimpunan kekuatan banyak lewat social media, contoh simpati Bibit-Chandra, mungkin nanti ada presiden dunia maya dan disambut meriah para undangan.
Kami putra dan putri Indonesia Mengaku Bertumpah Darah yang satu, Tanah IndonesiaKami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu, Bangsa IndonesiaKami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Tinggi Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia
Setelah itu dilakukan penyerahan rekor MURI dari Jaya Suprana deklarasi Sumpah Pemuda digital pertama. Kegiatan deklarasi sumpah pemuda dilakukan secara online melalui live tweet dari para peserta serta masyarakat umum yang turut terlibat dalam acara peringatan ini. Museum Rekor Indonesia (MURI) pun menyatakan XL sebagai penyelenggara acara deklarasi Sumpah Pemuda melalui jejaring sosial terbanyak. Tercatat hashtag #SatuNegeri digunakan 420.487 akun melalui 1.500 posting tweets sehingga mencapai exposure 2.050.023 impression ( (29/10).
.
*) Sumber Informasi dan Foto : Indonesia Berprestasi @Indberprestasi, www.soempahpemoeda.org dan Google Image
August 20, 2010
Efektifkah Kereta Khusus Wanita?
Namun efektifkan pelaksanaan KKW ini? Belum sehari diresmikan, ketika saya melakukan perjalanan pulang ke Bogor menggunakan kereta Tanah Abang - Bogor, sudah ditemukan banyak laki-laki yang duduk manis di gerbang KKW tersebut. Mungkin banyak yang belum sadar adanya kereta khusus wanita tersebut atau pura-pura tidak sadar?
Suasana di Kereta Khusus Wanita, kamis 19 Agustus 2010
Sesungguhnya KKW ini pernah diterapkan oleh PT KAI beberapa tahun yang lalu, namun hanya bertahan beberapa bulan dan program ini hilang begitu saja. Mungkin salah satunya adalah karena tidak efektif penggunaannya.
Ada beberapa kritik yang ingin saya sampaikan dengan adanya KKW ini :
1. Mengapa namanya Kereta Khusus Wanita? konotasinya seluruh rangkaian kereta diperuntukkan bagi wanita. Nama lain yang lebih cocok mungkin Gerbong Khusus Wanita.
2. Mengapa ditempatkan di gerbong 1 dan 8 yang merupakan gerbong paling depan dan paling belakang? Jika seandainya - maaf - terjadi tabrakan, merekalah yang menjadi korban pertama kecelakaan tersebut, baik saat menabrak ataupun ditabrak. Bukankah tujuan diadakannya KKW ini untuk kenyamanan dan keamanan wanita saat naik kereta? Sebaiknya kebijakan ini ditinjau dan bisa saja ditempatkan di gerbong tengah di gerbong 4 dan 5.
3. Kebijakan KKW hanya khusus untuk kereta ekspess AC dan Ekonomi AC. Mengapa tidak dilakukan di kereta ekonomi? Jika tujuannya untuk menghindari pelecehan seksual, justru hal itu banyak terjadi di kereta ekonomi. Dengan padatnya penumpang yang masuk dalam kereta ekonomi tersebut (9 orang/meter persegi), justru menjadi tempat yang empuk untuk melakukan pelecehan seksual. Dari pantauan yang saya lihat sehari-hari, kereta ekonomi sangat tidak manusiawi. Tidak heran jika banyak penumpang yang naik ke lantai 2 (atap gerbong) karena padatnya penumpang di gerbong bawah.
4. Masih banyak penumpang yang belum mengetahui adanya KKW, sebaiknya gerbong tersebut dicat warna khas wanita (merah muda), baik interior maupun eksterior gerbong. Sementara saat ini hanya berupa poster yang ditempelkan didalam kereta yang sepintas mirip sebuah iklan.
Salam Kereta
August 10, 2010
Depok +93
Hampir setiap hari selalu melawati kota Depok. Memiliki tempat tinggal di Kota Bogor membuat saya harus pergi-pulang ke Jakarta setiap hari untuk bekerja, kecuali hari sabtu-minggu, tentu saja. Adapun transportasi yang saya gunakan adalah Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek sehingga mau tidak mau harus melewati kota ini. “Depok +93”. Itulah tanda jika kita akan memasuki Stasiun Depok. +93 sendiri menunjukkan bahwa stasiun tersebut berada di ketinggian 93 meter diatas permukaan laut.
Uploaded with ImageShack.us
Suasana Stasiun Depok di pagi hari
Berdasarkan pandangan mata setiap hari yang terlihat, jumlah penumpang KRL Jabodetabek Kota Depok sepertinya lebih banyak dibandingkan dengan Kota Bogor. Hal ini terlihat dari jumlah penumpang saat berangkat dari Stasiun Bogor. Kondisi cukup padat, semua bangku penuh, ada beberapa orang yang berdiri. Namun setelah masuk Stasiun Depok Lama kereta menjadi padat , gerbong penuh dengan orang yang berdiri. Memasuki Stasiun Depok Baru kereta bertambah padat, orang yang berdiripun semakin rapat. Kereta yang sudah penuh sesak masih saja dimasuki penumpang yang mungkin takut terlambat masuk kantor. Itu yang terjadi di kereta Pakuan Express ber-AC. Saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi di kereta Ekonomi. Namun dari apa yang saya lihat saat jam-jam puncak, lantai 2 pun (baca: atap gerbong) penuh oleh penumpang yang tidak kebagian tempat di gerbong utama. Padahal sudah ada kereta Depok Ekspess dan Ekonomi -AC Depok yang melayani penumpang dari Stasiun Depok, namun mungkin masih belum cukup akibat banyaknya penumpang asal Depok dan sekitarnya.
Begitu pula sebaliknya saat jam kantor selesai. Di Stasiun Dukun Atas (atau Stasiun Sudirman), dimana saya naik, selalu padat. Namun ketika memasuki Stasiun Depok Baru, jumlah penumpang berkurang drastis sekitar 50% dan berkurang lagi saat berhenti di Stasiun Depok Lama. Dan saat kereta menuju Stasiun Bogor jumlah penumpang kembali normal. Bahkan beberapa tempat duduk ada yang kosong.
Saat kereta penuh sesak dijejali penumpang yang akan kembali pulang, saya melihat kepedulian salah seorang wanita yang trenyuh melihat seorang ibu yang sedang hamil tua berdiri ditengah padatnya para penumpang. Sementara bangku khusus yang disediakan untuk orangtua, ibu hamil dan orang cacat, sudah terisi oleh beberapa pria yang sudah tertidur. Akhirnya dia pun berdiri merelakan tempat duduknya untuk sang ibu hamil.
“Terima kasih ya neng!” begitu ucap sang ibu hamil ketika diberikan tempat duduk.
“Nggak apa-apa bu, saya deket kok, saya turun di Depok” jawab sang wanita yang akhirnya berdiri tepat didepan ibu hamil, persis disamping saya.
Percakapan dengan ibu hamil berlanjut. Ternyata sang wanita adalah seorang mahasiswi yang baru lulus dan langsung diterima kerja di sebuah kantor di bilangan Sudirman Jakarta. Harga sewa kos dan biaya hidup yang murah, menjadi pertimbangan baginya untuk tetap tinggal di Depok. Selain itu, lanjut sang wanita, sudah terlanjut cinta dengan kota yang memiliki julukan kota belimbing itu. Empat tahun waktu dihabiskannya saat kuliah tidak terasa telah berakhir. Rencananya, sambil bekerja, dia akan mencari beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya ke jenjang S-2 di kampusnya yang dikenal sebagai kampus perjuangan itu.
Depok baginya sudah seperti rumah kedua. Orangtuanya tinggal di Lampung. Semenjak kuliah dia hidup mandiri sebagai mahasiswi. Kota ini seperti sebuah kota metropolitan namun dalam skala kecil. Hampir segalanya ada disini. Mulai dari sekolah dasar sampai pendidikan tinggi bertebaran dimana-mana. Atau tempat belanja mulai pasar tradisional sampai mall ada disini. Termasuk perumahan, mulai dari perumnas, real estate sampai apartemen. Jika ingin kulineran semua ada di Jalan Margonda Raya walaupun kerap dilanda kemacetan. Semua itu sudah lebih dari cukup baginya, walaupun kadang-kadang sering dijengkelkan oleh kemacetan yang sudah menyebar kemana-mana. Ada satu yang dikhawatirkan oleh wanita yang ternyata bernama Ayu ini, dia khawatir Kota Depok yang multi etnis, akan tumbuh menjadi kota yang individualistis, sebagaimana layaknya kota metropolitan yang sudah tidak peduli dengan lingkungan sekitar termasuk dengan tetangga terdekat bahkan kota tempat tinggalnya sekalipun.
Ayu selalu berusaha peduli dengan lingkungan sekitarnya dan menyebarkan “virus-virus” kepeduliannya dengan teman dan tetangga dekatnya. Setiap dia pulang kampung, tetangganya pasti dibawakan oleh-oleh walaupun cuma sekedar keripik pisang rasa coklat khas daerahnya. Atau ikut berpartisipasi dalam acara Tujuhbelasan walaupun cuma sebagai tim hore. Lain waktu kerja bhakti membersihkan got juga dilakoninya.
Tanpa terasa kereta sudah sampai di Stasiun Depok Baru dan Ayu pun segera bergegas turun dan menghilang ditengah kerumunan orang yang akan kembali pulang ke rumah masing-masing.
Semoga kepedulian seorang Ayu, menjadi gambaran masyarakat Depok secara keseluruhan. Seseorang yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi, senang berbagi dengan sesama dan selalu mencintai kota yang kini ditinggalinya.
Dan tulisan “Depok +93” pun terlewati, kereta melaju kencang menuju Bogor.
August 09, 2010
Membedah “Pak Beye dan Istananya”
Mas Inu, wartawan Kompas yang selalu lupa memencet tombol “shift” ketika menulis di Kompasiana (karena tulisannya huruf kecil semua), mencoba menulis tentang sisi tidak penting dari seorang presiden SBY. Menurutnya berita penting sudah banyak dipublikasikan oleh media lainnya. Maka, ketika kita menbaca buku ini, sepertinya peristiwa tersebut tidak kita temukan di media lain, kecuali di Kompasiana tentunya, karena materi tulisan ini merupakan kumpulan tulisan yang dipublikasikan di media tersebut.
Awalnya kumpulan tulisan ringan tersebut tidak direncanakan akan dibuat menjadi sebuah buku, namun berkat “provokasi” Kang Pepih yang melihat ada sesuatu yang “luar biasa” dari catatan remeh-temeh ini, akhirnya Mas Inu rela kumpulan tulisannnya dijadikan buku. Bahkan rencananya akan dibuat 4 (empat) buah buku dalam bentuk Tetralogi.
Mas Inu menjelaskan, dia ingin membagi keresahan yang dialaminya saat meliput diistana, ada sesuatu yang menjadi misteri yang hingga kini belum terungkap, dia tidak ingin resah sendirian dan ingin berbagi keresahan dengan pembaca. Adapun nama Pak Beye adalah nama pemberian Pak Mayar, seorang buruh ladang di Cikeas Udik, tetangga dekat Pak SBY di Cikeas. Nama “Pak Beye” cukup ngetop seiring dengan deklarasi Kerakyatan di kediaman Pak Mayar yang diusung Koalisi Kerakyatan untuk menandingi koalisi Kebangsaan yang diusung rival politiknya. Alasan lain adalah beberapa hal unik yang perlu di share seperti kendaraan-kendaraan mewah yang keluar-masuk istana, milik siapa? ada apa? ini yang menjadi keresahan Mas Inu. Sampai tukang masak dan tukang pijit pak beye tidak luput dari bidikan Mas Inu yang hobi bersepeda (lipat) ini.
Mas Inu didampingi Tina Talisa saat memberikan alasan membuat buku Tetralogi Pak Beye
Kang Pepih dalam testimoninya mengatakan, awal ketertarikannya terhadap tulisan Mas Inu setelah membaca status Facebook-nya. Statusnya yang berisi hal-hal kecil tentang istana sepertinya menarik minat Kang Pepih untuk dipublish di Kompasiana. Mulai dari sepatu pejabat yang dibungkus sampai angka-angka misterius di istana. Dan sejak saat itu Mas Inu menjadi penulis aktif di Kompasiana.
Lain lagi dengan yang diungkapkan oleh Bung Effendi Ghazali. Bung EG menyatakan bahwa buku ini luar biasa. Buku ini merupakan sebuah buku komunikasi politik untuk membongkar pencitraan. Seharusnya bisa lebih heboh dan lebih berbahaya dari buku Gurita Cikeas karena buku ini lebih mengungkapkan lewat fakta dan gambar berupa foto. Sedangkan buku Gurita Cikeas hanya mengungkapkan data-data dari berbagai sumber. Jadi sebaiknya segera membeli buku ini sebelum ada yang memborongnya, kelakar Bung EG disambut tawa para undangan.
Pernyataan ini diamini oleh Mbak Linda Djalil. Bukti-bukti foto merupakan bukti otentik yang tidak terbantahkan. Foto-foto kendaraaan mewah, kasur sampai koki sepertinya mengungkapkan sisi kenakalan seorang Wisnu Nugroho. Ruarr Binasa, seloroh Mbak Linda. Baginya kamera adalah nyawa kedua bagi seorang wartawan termasuk wartawan tulis seperti dirinya. Kamera harus berada di dalam tasnya, seperti lipstik yang harus ada disetiap tas seorang wanita.
Bung EG sedang memberikan tanggapannya
Acara yang di pandu oleh presenter cantik Tina Talisa, dilanjutkan dengan tanya jawab dengan para undangan. Banyak yang memberikan apresiasi atas diterbitkannya buku ini. Salah satunya adalah seorang undangan mengatakan bahwa buku ini adalah sebuah Satir ala Jawa. Sebuah sindiran tapi diungkapkan dengan sopan santun. Apakah Pak Beye akan marah jika membaca buku ini? pasti marah, tapi sebagai seorang Jawa, marahnya dalam hati saja, lanjutnya langsung disambut tawa undangan.
Mas Inu mendadak menjadi selebritis dimintai tanda tangan :)
Acara diakhiri dengan pembagian 5 (lima) hadiah berupa buku dan t-shirt kompasiana bagi undangan yang bisa menjawab pertanyaan Mas Inu seputar buku ini. Dan salah satunya adalah saya yang beruntung mendapatkannya.
Terima kasih ya Mas Inu, ditunggu buku berikutnya.
Tulisan ini juga dimuat di : http://hiburan.kompasiana.com/group/buku/2010/08/05/membedah-pak-beye-dan-istananya/
July 27, 2010
Mobil - Mobil Ramah Lingkungan di IIMS 2010
(Klik Gambar untuk memperbesar foto)
Itulah beberapa mobil ramah lingkungan yang di pamerkan di IIMS 2010 ini. Sebelum pulang, narsis dulu didepan Mercedes-Benz E-Class Cabriolet yang menjadi bintang di film Sex and The City 2 :)